Kapal Otok-Otok : “Si Buah Tangan” Tiga Generasi di Pasar Malam

Berlayar di Pasar Malam
 Berproduksi Bersama
Bentuk Dasar
Rakit Antar Bagian
Setengah Jadi
Siluet Perak Nakhoda
Ujicoba Layak Jalan
Mengejat Tubuh Perahu
Warna Warni
Asli Buatan Indonesia
Bersaing Dengan Mainan Modern

Riuh rendah gelak tawa dan jerit riang anak-anak bersama orang tua mereka memecah kesunyian malam saat menaiki wahana permainan ayunan ombak hiburan pasar malam yang digelar di sebuah lahan kosong kawasan Cibiru, Bandung, Jawa Barat. Gemerlap dan gerak anggun wahana bianglala pun menarik para pengunjung yang mengantre untuk menaikinya. Kesemuanya itu seakan menenggelamkan alunan suara ketukan harmonis dan keelokan warna warni kapal otok-otok yang “berlayar” di sebuah baskom milik Casdi (40), penjaja mainan khas ini yang menggelar lapaknya di salah satu sudut pasar malam tersebut. Suara ketukan itu seakan menyerukan “Inilah kami, yang masih bertahan selama tiga generasi sebagai buah tangan kalian yang berkunjung kesini. Kemarilah, dan bawa kami pulang besertamu.” 

Ya, bertahan tiga generasi sebagai buah tangan di pasar malam tidaklah mudah. Beberapa mainan khas serupa berangsur menghilang punah dari keramaian itu. Tengoklah salah satunya mainan roda dengan motif bentuk sepeda balap ataupun pesawat terbang yang digerakkan dengan lilitan benang nilon yang ditarik layaknya mainan gasing. Mainan itu kini tinggal cerita. Gempuran mainan moderen serta mainan berbahan plastik impor dari Cina kini lebih merajai lapak-lapak hiburan rakyat itu. Tuntutan zaman telah merenggut eksistensinya sebagai mainan sederhana nan murah meriah.  

Perjuangan si kapal mini dari pelat mengkilat untuk turut menyemarakkan perhelatan pasar rakyat itu terlihat dari masih berjalannya usaha milik Suedi (50) warga Desa Jamaras Kidul, Klangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, yang merupakan salah satu produsen mainan ini. Sejumlah pegawai sibuk mengerjakan perakitan perahu. Mulai dari membuat pola yang dilanjut membuat bentuk dasar palka kapal. Di sudut lain terlihat beberapa orang lelaki berkerumun bergantian mengerjakan tugasnya dari masing-masing tahap selanjutnya dalam proses perakitan. Peralatannya pun sederhana. Dengan tungku api membara ditengah digunakan sebagai pemanas alat patri tradisional, mereka merakit bagian per bagian dari kapal. Setelah itu, mereka melakukan ujicoba kelayakan “berlayar” di dalam sebuah ember plastik. Jika lolos uji, satu per satu kapal yang bergerak dengan memanfaatkan energi pemampatan panas dari pembakaran sumbu berbahan bakar minyak goreng ini dikumpulkan untuk diwarnai oleh pekerja lainnya yang umumnya para wanita. 

Suedi mengisahkan jika usaha ini juga sudah bertahan sebanyak tiga generasi. Mulai dari kakeknya pada tahun 1950an, yang diteruskan oleh ayahnya, lalu dirinya yang resmi memegang tongkat estafet terakhir usaha ini pada tahun 1985, dan hingga kini. Masa keemasan Kapal Otok-otok menurutnya pada tahun 1988 hingga tahun 1992. Saat itu dirinya pernah menerima pesanan dari Malaysia dan Belanda. Pesanan dari Malaysia itu pernah disanggupinya dengan mengirimkan sekitar 200 kodi setiap tiga bulan sekali, sedangkan pesanan dari Belanda sebanyak 20 kodi setiap dua bulan sekali. Jumlah itu belum termasuk ribuan kodi yang tersebar di sejumlah pelosok dalam negeri.

Namun kini masa kejayaan itu telah memudar. Meski demikian produksi ini tetap dipertahankan. Mengandalkan pasar malam dan menjelang Lebaran menjadi momentum tetap produksi ini berjalan. Atau paling tidak masih bisa membuat 20 kodi untuk minimal sekali pengiriman pesanan untuk seorang pedagang lapak di pasar malam.
Kapal otok-otok kini masih bisa dijumpai. Namun entah sampai kapan. Semoga kapal mungil yang selalu berbendera Indonesia nan setia berlayar di pasar malam ini tak segera senyap dari ketukan merdunya.

Sumber: http://fotokita.net



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Kata Bijak, Kata Mutiara, Kata Motivasi, Tausiyah dan Nasehat Islami, Kalimat Indah, Dr. Aidh Al Qarni, dalam bukunya "La Tahzan" (Jangan Bersedih)

Motivasi Diri :: Kumpulan 100 Pepatah Cina Terbaik

Kata Bijak dan renungan untuk Remaja islam tentang jodoh / pacaran

HIKAYAT SRI RAMA

Mesum Di area Sunan Giri, Sepasang ABG jadi PAtung