CERMINAN DIRI
Sumber Gambar: http://a.wattpad.net
Oleh : diah arie setiawati | ||
Wanita
paruh baya itu terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin, nafas
yang terengah engah dan badan yang menggigil kuat bukan karena AC di
kamarnya yang dingin tapi karena mimpi yang sama dengan tiga malam yang
lalu. Diliriknya jam beker disamping kasur, jam 1 dini hari,
disebelahnya sang suami masih pulas terlena dengan buaian malam. Wanita
itu mencoba bangun meski sekujur tubuhnya lunglai seperti tak
bertulang dan dengan sisa kemampuannya, ia berusaha untuk membuat
otaknya menganalisa apa yang telah terjadi malam ini.
Ya...ini
sudah malam ke empat, ia bermimpi sangat menyeramkan. Di dalam
mimpinya, ia melihat sosok dirinya yang betul-betul aneh. Semua organ
tubuhnya berubah menakutkan, bola matanya menjadi sebesar bola tennis,
telinganya seperti telinga keledai tapi panjangnya sampai menyentuh
lantai, mulutnya menganga dengan lidah terjulur keluar dan meneteskan
cairan seperti nanah tapi lebih busuk baunya. Tangan-tangan halusnya
mendadak berubah penuh kutil yang mengalirkan darah dan kaki-kaki
jenjangnya menjadi bengkak dan semakin besar kalau ia berjalan.
Astaghfirullahhaladziem..... istighfarnya dengan hati serta mulut yang
tergagap. Berulang kali wanita paruh baya itu beristighfar sampai tak
disadarinya, ia telah bercucuran air mata.
Ia
mencoba mengingat kembali semua yang pernah dilakukannya dan seperti
menonton sebuah film, semua diputar ulang, sampai kejadian kecil pun
tak ada yang terlewatkan. Dia teringat bagaimana ia menggunakan matanya
hanya untuk mengagumi perhiasan, koleksi mode terbaru, bahkan untuk
membaca berita-berita yang seharusnya masuk ke tong sampah, Pernah juga
untuk membaca ayat-ayat Al Quran tapi itu pun dilakukannya sepintas
lalu saat dalam pengajian bulanan. Wanita itu tersadar ia hanya bisa
menggunakan mulutnya untuk ghibah, ngerumpi, ngegosip, berbohong,
menceritakan kejelekan teman-temannya, kadang untuk menghasut sampai
memfitnah. Kalau pun untuk mengaji, menyebut keagungan asma Allah SWT,
hanya dilakukan karena kebiasaan dan bukan karena kebutuhan yang
didasari karena penghambaan serta keihklasan terhadap Allah Sang Maha
Memiliki.
Bagaimana
dengan telinga yang selama ini hanya dipakainya untuk mendengar gosip
dan kabar yang tak terbukti benar. Begitu juga dengan tangannya yang
selama ini dipakai untuk menggelapkan uang koperasi yang diamanahkan
kepadanya, kedua tangannya sering dimanfaatkan untuk menolong temannya
tapi niatnya riya' dan ingin disebut ringan tangan.
Ia
tersadar untuk yang kesekian kalinya, bahwa ia tidak hanya memperkosa
tangannya tapi juga memperkosa hatinya dengan riya' dan pamrih. Wanita
paruh baya itu memegang kakinya dan dibenaknya teringat bagaimana ia
memaksa kakinya untuk melangkah ke mall, ke rumah temannya sekedar
untuk menanyakan apakah ada gosip terbaru, kadang juga ke pengajian
tapi untuk pamer koleksi perhiasan atau busana muslimnya yang teranyar.
Astaghfirullahhaladziem.....
lirih ia ucapkan dengan hati yang sedari tadi tidak berhenti
istghifar, teringat ia dengan ceramah Ustadz Rahmad, seminggu yang
lalu... arti dari syukur adalah menggunakan atau
mengolah nikmat Allah SWT sesuai dengan tujuan dianugerahkannya. Lawan
katanya adalah kufur yang berarti tidak mensyukuri nikmat Allah Sang
Maha Pemurah, dan orangnya disebut kafir. Kita dianugerahi kesehatan,
tapi apakah kita sudah menggunakannya untuk shalat tepat waktu begitu
azan berkumandang, kita dianugerahi hati yang fitri oleh Allah SWT tapi
kenapa kita mengotorinya dengan riya', iri, dengki, takabur, buruk
sangka dan berbagai macam penyakit. Begitu juga dengan dua mata normal
pemberian Allah Sang Maha Kuasa, apakah kita sudah memanfaatkannya untuk
membaca, mempelajari, memahami dan menerapkan ayat-ayat suci Allah SWT
dalam hidup kita, sudahkah kita memanfaatkan mata ini untuk membaca
buku-buku religi yang bisa meningkatkan kualitas keimanan, kecintaan
serta ketakwaan kita kepada Sang Khalik ataupun yang bisa membuat kita
memperbaiki akhlak kita. Bagaimana dengan telinga ibu-ibu bapak-bapak,
apakah sudah dipakai untuk mendengar hal-hal yang baik dan benar,
mendengar keagungan ayat-ayat Allah yang Maha Penyayang, sama halnya
dengan mulut apakah sudah dimanfaatkan untuk berbicara yang benar yang
tidak menyakiti dan mendzalimi orang lain, untuk menyampaikan kebenaran
Illahi Robbi? Dua tangan kita apakah sudah digunakan untuk berdoa,
berdziqir, bersedekah, bekerja dengan ikhlas Lillahi Ta'ala, dan juga
untuk membantu sesama tanpa pamrih. Kedua kaki kita, apakah selama ini
dilangkahkan ke tempat-tempat yang diridhoi Allah Sang Maha Tahu???
Seperti yang disebutkan dalam surah Ibrahim (14):7 Allah berfirman, " Sesungguhnya jika engkau bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmatmudan bila kamu mengingkari, maka siksaKu amatlah pedih." Jadi
ibu-ibu bapak-bapak, kalau kita belum bisa memanfaatkan
pemberian-pemberian Allah Yang Maha Kaya sesuai dengan tujuan
pemberiannya dan yang diridhoiNya, maka kita termasuk *kafir, walaupun
kita percaya kebenaran Al Quran, mendirikan shalat dan berpuasa
sekalipun.
Lalu kita harus ingat firman Allah SWT dalam surah Al Israa' (17):36 Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.
surah
Yaasin (36):65 Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah
tangan mereka kepada Kami dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap
apa yang dulu mereka lakukan.
Tergetar
hati wanita itu, Allahu Akbar serunya lirih.... nikmatMu tidak hanya
materi, harta, anak, suami, jabatan tapi yang dianggap sepele pun
sebenarnya adalah nikmatMu yang terbesar yaitu, kesehatan, qolbu/hati,
mata, mulut, telinga, tangan dan kaki. Dan kenikmatan yang tampak kecil
itulah yang sering ia kufuri dan jika tiba saatnya nanti,
kenikmatan-kenikmatan yang terlupakan itulah yang menjadi saksi atas
perbuatannya.
Dalam
isak tangisnya seperti ada "sosok" yang begitu kuat yang memaksanya
bersujud, lalu lisan wanita paruh baya itu lirih berucap....
Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah hambaMu ini yang belum pandai mensyukuri nikmatMu... Ya Allah yang Maha Pengampun, ampunilah hambaMu ini yang sudah menggunakan limpahan nikmatMu untuk bermaksiat dan mendurhakaiMu... Ya Allah yang Maha Penyayang, ampunilah hambaMu ini yang selalu menggunakan nikmatMu untuk mendzalimi dan menyakiti orang lain... Ya Allah yang Maha Penyayang, ampunilah hambaMu ini yang telah mengotori nikmatMu dengan kesombongan, riya', iri, dan dengki....
Suara
adzan shubuh berkumandang dari masjid seberang, tak terasa berjam-jam
wanita paruh baya itu menangisi kekhilafannya, muhasabah dan
beristighfar kepada Sang Maha Pengasih. Buru-buru ia mengusap air
matanya sembari tersenyum ia berucap terima kasih Ya Allah Yang Maha
Baik atas hidayahMu yang luar biasa ini, terima kasih Ya Allah Yang
Maha Pemberi Nikmat atas cinta, kasih sayangMu yang tak pernah henti
Engkau limpahkan walaupun hambaMu ini berulang kali mendurhakaiMu.
Ia pun segera beranjak wudhu dan shalat shubuh, dan doa yang keluar dari hati serta lisannya...
Ya
Allah Yang Maha Pandai, ajarilah hamba untuk bisa mensyukuri nikmat
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan bapak ibuku, bimbinglah
hamba untuk bisa berbuat kebaikan di jalanMu dan sertakanlah hamba ke
dalam golongan hamba-hambaMu yang selalu berbuat baik.....
Ya
Allah Yang Maha Mampu Melakukan Segalanya, berikanlah hamba kekuatan,
kemampuan serta kemudahan untuk bisa menggunakan qolbu, mata, lisan,
telinga, tangan dan kaki yang telah Engkau anugerahkan kepadaku untuk
berbakti kepadaMu.....
Ya
Allah Yang Maha Pelindung, hindarkanlah hamba dari golongan
orang-orang yang Engkau murkai, golongan orang-orang yang kufur nikmat,
golongan orang-orang munafik yang selalu mendzalimi menyakiti dirinya
dan orang lain....
Ya
Allah Yang Maha Kuasa, hamba mohon jangan Engkau palingkan diri ini
dari hadapanMu dan jangan Engkau sesatkan hati ini dari hidayahMu....
Hanya Engkaulah sebaik-baik Penolong, Pelindung, Pemelihara kami dengan segala kecukupan, kasih sayang, kebaikan-kebaikan, ampunan serta berkah yang tak pernah lelah dan pamrih Engkau anugerahkan bagi hamba...
Amiin Ya Rabbal Alaamiin......
Sumber : http://www.dudung.net
|
Komentar
Posting Komentar