Tidak Semua Pekerjaan Rumah Tangga Harus Dikerjakan Perempuan

“Aisyah, ini piring kotor segera dicuci, kalau tidak sekarang, akan numpuk di meja”, ibu menyuruh Aisyah yang terlihat baru kelelahan melipat pakaian dan suara ibu berangsur merendah, agak haru melihat Aisyah sedikit terbungkuk meletakkan ember pakaian ke atas lantaiAisyah anak kedua dan perempuan satu-satunya, dari anak ibu yang semuanya ada 5 orang, dimana yang lainnya lelaki.

Coba anak ibu perempuan semua bu, tentu saja Aisyah tidak akan kelehan seperti ini,” keluh Aisyah sambil bergegas membersihkan sisa makanan dan memasukannya ke dalam sampah yang sudah diplastikkanAisyah belajar dari film yang dilihatnya di televise dan di luar negeri bagaimana tempat sampah itu selalu diplastiki sehingga memudahkan bagi orang yang akan membuangnya, tinggal mengikatnya sajaBila tempat sampah sudah penuh maka Aisyah sibuk mencari plastik sampahSatu waktu Asiyah jengkel dengan adiknya karena plastik yang seharusnya untuk tempat sampah malah dipakai adiknya, Imran untuk sepatu bola yang akan dibawanya esok ke sekolahdan tiga plastic lainnya terlihat sudah dipakai untuk menaruh berlembar-lembar kertas koran yang akan dibawa bang Adzhim untuk tugas prakarya yang membutuhkan bubur kertas.

“Alhamdulillah, tinggal 2 piring dan 3 sendok lagi”, Aisyah menghitung dalam hati ketika ibu yang sedang sibuk menyetrika baju seragam Adhil, bang Adzhim, Imran dan Ikhsan sambil mengatakan kepada Aisyah, “tolong, nak, kalau sudah selesai cuci piringnya, nyalakan air di ketel, ibu mau bikin teh hangat buat bapak.” Aisyah pun menjawab “Iya bu..” lalu Aisyah pun berharap setelah menyalakan ketel air, maka dia bisa merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur sejenak dan kemudian bersegera menyiapkan pekerjaan rumah yang tinggal 3 nomor lagiBersamaan dengan itu, Adhil mendekati kak Aisyah dengan wajah polos, meletakkan piring mangkuk bekas makan indomienya dan Aisyah spontan menjerit, melihat jumlah piring sendok yang bertambah 3 lagi dengan cepatnya.

“Yaa Allah, Adilll, kenapa tidak sekalian sih, kakak kan capek, ini udah mau selesai, malah kamu tambah lagi, emang kakak ini pembantu kamu apa..?” keluh Aisyah kepada adiknyaMelihat sang kakak yang marah-marah pada adiknya, ibupun tidak bisa berkata apa-apa karena ibu juga tahu betapa lelahnya Aisyah, sama seperti dirinya, yang memutuskan untuk mentiadakan pembantu rumah tangga, karena gaji ayah sudah mulai menyusutBukan hanya itu, jika melihat kondisi yang ada di perusahaan tempat ayah bekerja, ada kemngkinan ayah akan di PHK dan ibu memilih untuk mentiadakan pembantu rumah tanggaNamun ibu lupa, kebijakan itu tidak dilakukan dengan mangajak semua anak untuk mengerti, bahwa pembantu rumah sudah tidak ada, dan kebjiakan ibu untuk tidak mempekerjakan pembantu rumah satu orang pun, maka seharusnya semua pekerjaan rumah dikerjakan bersama-sama baik anak lelaki maupun anak perempuan dan hilangkanlah pemikiran bahwa pekerjaan rumah tangga hanya milik anak perempuan sajaTidak susah kok bagi bang Adzhim membantu Aisyah memplastikkan sampah dan membuang sampah, tidak susah juga bagi Adhil untuk mencuci piring sendok dan gelasnya sendiri, dan sangat mudah bagi Imran untuk membantu Aisyah melipat pakaian dan bagus juga bila Ikhsan membantu Aisyah menjemur pakaianBila semua anak lelaki, termasuk ayah ikut kerjasama dalam pekerjaan rumah tangga, tentu ibu dan kak Aisyah tidak akan stres dan kesal dengan pekerjaan rumah tangga yang menumpukDan budaya lelaki Indonesia  yang semuanya minta dilayani dan beranggapan bahwa pekerjaan rumahtangga adalah pekerjaan perempuan harus dihilangkan.

Sumber: mamfifi.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Kata Bijak, Kata Mutiara, Kata Motivasi, Tausiyah dan Nasehat Islami, Kalimat Indah, Dr. Aidh Al Qarni, dalam bukunya "La Tahzan" (Jangan Bersedih)

Motivasi Diri :: Kumpulan 100 Pepatah Cina Terbaik

Kata Bijak dan renungan untuk Remaja islam tentang jodoh / pacaran

HIKAYAT SRI RAMA

Mesum Di area Sunan Giri, Sepasang ABG jadi PAtung